Kota Hujan Produksi Batik

Edukasi

Bogor Yang dijuluki Kota Hujan kini bisa memproduksi batik yang bisa dikenal di Manca Negara, Salah satu kampung yang dulu hanya sebuah kampung biasa kini menjadi kampung yang dikenal sebagai produksi batik di Bogor Kampung Batik Cibuluh Namanya.
Pengrajin batik pertama yang memulai usaha di Kampung Batik ini adalah Ibu Sriartati dan juga anaknya Dina Ayu Widiastuti selaku Founder Kampung Batik Cibuluh. Bermula dari usaha batik yang ia rintis sejak tahun 2014 bersama sang anak, kini berhasil mengubah sebuah kampung tanpa potensi, menjadi sebuah kampung yang mampu memberdayakan potensi ibu-ibu dalam membatik.

Depan gang, Menuju ke Kampung Batik Cibuluh.

Kampung Batik Cibuluh  ini memiliki keunikan tersendiri,uniknya ternyata Cibuluh ini memiliki istilah dari dua kata “Ci” yang artinya Air dan “Buluh” artinya Bambu , yang di mana saat ini bambu menjadi sebuah ikon batik di Kampung Cibuluh. Akan tetapi bukan hanya bambu saja, Pengrajin batik disanapun membuat batik dengan ikon-ikon yang terkenal di Bogor seperti Kujang dan Kijang agar Masyarakat luar bogor tau bahwa Batik ini di Produksi di Bogor.

Saat kita masuk ke Kampung ini, kita akan melihat hampir semua tembok rumah warga disana dihiasi dengan mural batik dengan motif khas Bogor sekalipun warga tersebut bukanlah pengrajin batik, Hal ini dilakukan supaya menarik wisatawan dari luar Kota Bogor.

“Batik Cibuluh berawal dari 2014, saat saya dan anak saya ingin membuat sebuah usaha di bidang batik. Tapi karena Kota Bogor bukan wilayah penghasil batik, kita terkendala dengan SDM. Lalu kita coba mencari kerja sama dengan Pemkot Bogor dengan membentuk sebuah pelatihan yang melibatkan warga, Kemudian kami melatih warga Cibuluh sebanyak 45 ibu-ibu yang telah dilatih dan dibina untuk memproduksi kain batik. Dari jumlah itu dibagi menjadi 9 kelompok dan menunjuk 1 rumah untuk dijadikan sebagai tempat menghasilkan batik. Kampung Batik Cibuluh diresmikan pada 24 Agustus 2019 sebagai Kampung Batik pertama di Kota Bogor,” kata  Bu Sriarti.

Dampak yang dirasakan saat ini, Yaitu peningkatan ekonomi warga setempat, Wilayah menjadi terkenal dan juga hubungan masyarakat semakin dekat. Akan tetapi untuk melestarikan budaya batik disana, Ada sebuah kendala Bu Sritiarti mengatakan:

“Regenerasi dari pemuda setempat yang belum terlihat dikarenakan para pengrajin disini adalah ibu-ibu yang sudah berumur, Tetapi kami terus berusaha untuk memperkenalkan batik karena batik adalah budaya Indonesia yang sudah diakui oleh UNESCO dan untuk menarik minat pemuda kami mengedukasi mereka dengan terus memperkenalkan batik khas motif Bogor ini”, Ucapnya saat diwawancara di rumahnya (2/12/2024).

Rumah Produksi Batik Ibu Sriarti, (2/12/2024)

Feature~Muhammad Habib Permana

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *