Bogor – Di pagi yang cerah Pada Minggu (5/1/2025), hiruk pikuk aktivitas di Kecamatan Tanah Sareal sedikit berbeda dari biasanya. Ratusan pasang mata, penuh semangat dan antusiasme, berkumpul di sana. Mereka adalah para mahasiswa/mahasiswi, kader Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) UIKA Bpgor dan perwakilan organisasi mahasiswa (Ormawa), yang di undang hadir dalam acara bertajuk Sekolah Politik (Dauroh Syiasih). Tema yang diusung kali ini begitu menggelora “Revitalisasi Politik Islam, Strategi Efektif Menuju Kebangkitan Umat Bermartabat, Melalui Transformasi Kampus dari Konsep ke Aksi.”
Acara ini terasa seperti panggilan jiwa bagi para peserta yang haus akan ilmu dan perubahan. Dari pukul 08.00 pagi hingga menjelang sore, mereka larut dalam diskusi, pemaparan materi, dan tukar pikiran, mengasah nalar kritis dan memantapkan langkah di dunia politik. Tiga pemateri hadir untuk berbagi wawasan dan pengalaman. Bukan hanya teori-teori politik yang disajikan, tetapi juga kisah-kisah inspiratif dan tantangan riil yang dihadapi di lapangan.
Ahmad Wildan S.Sos., salah satu pemateri menjelaskan bahwa kuliah bukan semata-mata untuk mencari pekerjaan, melainkan untuk mengidentifikasi dan mencari solusi atas permasalahan yang ada di masyarakat. Kampus, bagi mereka, adalah wadah yang mematangkan ilmu dan mempersiapkan mahasiswa untuk berkontribusi bagi bangsa dan negara. Dan juga mengingatkan pentingnya Tridharma Perguruan Tinggi sebagai landasan bagi setiap mahasiswa. Ia juga menyinggung isu keluarga berencana, mengajak para peserta untuk berpikir kritis dan mencari solusi alternatif yang lebih bijaksana. “Kalau mahasiswa tidak ada di dalam dirinya tridharma perguruan tinggi maka dia bukanlah seorang manusia dengan nada bersemangat, membakar semangat para peserta,”Ujarnya.
Di antara wajah-wajah serius yang menyimak materi, terselip senyum dan tawa saat sesi diskusi. Pertanyaan-pertanyaan kritis dilontarkan, ide-ide segar bermunculan, menciptakan suasana intelektual yang dinamis. Sekolah politik ini bukan hanya tentang teori, tetapi juga tentang membangun jaringan, bertukar pengalaman, dan menumbuhkan rasa persaudaraan.
Algi Nur Ikhwan, Ketua Pelaksana Dauroh Syiasih, tampak lega dan puas melihat antusiasme para peserta. Ia berharap acara ini dapat memberikan bekal yang berharga bagi para peserta dalam berkiprah di dunia politik, baik di kampus maupun di masyarakat. “Semoga dengan acara Dauroh Syiasih ini bisa menanamkan di bidangnya khususnya bidang politik dan semoga teman-teman bisa berhasil di bidang politiknya. Biaya pendaftaran yang hanya Rp5.000 terasa sangat kecil dibandingkan dengan ilmu dan pengalaman yang didapatkan. Dengan biaya tersebut, peserta sudah mendapatkan makan siang, sertifikat, dan tentunya ilmu yang tak ternilai harganya, Ujar Algi.
Feature~Aulia Aldiansyah Pohan